#FiksinyaUci : Aku Bukan Pelakor

Baiklah, mungkin aku harus menjelaskan secara rinci agar kamu tidak salah paham lagi. Aku mengerti bagaimana cemasnya wanita yang takut kehilangan kekasihnya.

Dengar, saat ini aku sudah menjalani hidupku, begitu pula dengan kekasihmu yang sudah memutuskan untuk hidup denganmu.  Aku, hanyalah sepotong kisah lama yang sudah tidak berarti apa-apa.

Aku tidak setega yang kamu pikir.  Aku tidak seperti dirimu yang dulu selalu menghubungi dia secara diam-diam  saat dia masih bersamaku, atau bahkan hanya sekedar bertukar like di media sosial. 

Kalau dipikir lagi aku merasa bodoh sebegitu percayanya pada lelaki yang tak punya pendirian. Lelaki yang sekarang kamu bela mati-matian. Ironis. 

Dan sekarang kamu memblokir pertemananku dengannya.  Tidak masalah bagiku,  tapi kamu masih saja sibuk-sibuknya mengurusi kehidupanku,  memata-matai media sosialku.  Sampai kamu mendaratkan sebuah like di akunku,  padahal kita tidak pernah berteman di media sosial manapun.  Dugaanku semakin kuat ketika seperkiandetik kemudian like itu kamu batalkan.  Sekarang aku yang ingin tertawa,  sebegitukah kamu takut kehilangannya,  tanpa memikirkan perasaanku dulu saat kamu ambil dia dariku?  

Haha, bagiku masalalu hanyalah masalalu. Memang apa yang orang lain lakukan terhadapmu, merupakan cerminan tingkah lakumu terhadap orang tersebut. Tapi aku tidak serendah itu.  Pegang ucapanku. 









Komentar